Permasalahan Sosial di Kota-Kota Besar di Indonesia dan Jalan Keluarnya
Permasalahan Sosial di Kota – Kota Besar
di Indonesia dan Jalan Keluarnya
Menurut Soerjono Soekanto masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat,
yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti
kegoyahan dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya
perbedaan yang mencolok antara nilai dalam masyarakat dengan realita yang ada.
Yang dapat menjadi sumber masalah sosial yaitu seperti proses sosial dan
bencana alam. Adanya masalah sosial dalam masyarakat ditetapkan oleh lembaga
yang memiliki kewenangan khusus seperti tokoh masyarakat, pemerintah,
organisasi sosial, musyawarah masyarakat, dan lain sebagainya.
Indonesia saat ini termasuk salah satu negara yang masih dalam taraf perkembangan atau disebut dengan negara berkembang. Tidak jauh berbeda dengan negara berkembang lain di dunia, Indonesia juga sering menghadapi berbagai macam masalah yang kadangkala bisa menghambat kemajuan. Salah satu yang paling kentara dan menjadi problem yang serius adalah masalah sosial. Masalah yang kadangkala juga punya hubungan dengan budaya suatu daerah ini memang menjadi semacam virus atau penyakit yang sering kambuh, misalnya pada ada suatu masalah sosial yang sudah bisa terselesaikan.
Namun
pada sisi yang lain efek dari masalah ini masih ada dan harus ditanggung oleh
masyarakat. Dan setelah efek ini sudah bisa diminimalkan muncul permasalahan
serupa di daerah lain yang cara penanganannya kadangkala memerlukan teknik yang
berbeda sesuai dengan budaya yang ada di daerah tersebut.
Kemudian
contoh yang lain lagi adalah masyarakat menganggap ada suatu masalah sosial di
suatu daerah. Namun masyarakat di daerah terebut menganggap bila yang terjadi
di daerahnya bukan merupakan suatu masalah karena telah menjadi bagian dari
budaya mereka. Padahal
secara kasat mata apa yang dinamakan budaya ini bisa menimbulkan kerugian bagi
pihak lain dan menghambat suatu program yang sedang dijalankan. Hal inilah yang
sering terjadi di negara negara berkembang termasuk negara kita Indonesia.
Inilah
beberapa masalah sosial yang terjadi di tanah air.
1. Kemiskinan
Meski
saat ini angka pertumbuhan ekonomi bangsa kita terus menunjukan grafik kenaikan
namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat di sekitar kita yang hidupnya
masih berada di bawah standar yang layak. Ini menjadi masalah sosial yang bisa
kita temukan dengan mudah baik di daerah pedesaan maupun perkotaan.
Seseorang
disebut miskin apabila ia tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar
ini dijabarkan menjadi sandang, papan, pangan, kesehatan, dan pendidikan
(walaupun di negara maju kesehatan dan pendidikan umumnya ditanggung negara).
Menurut
ilmu sosiologi, ada beberapa hal yang menyebabkan kemiskinan:
- Pilihan untuk menjadi (atau tetap) miskin, yang tercermin dari pola pikir, pilihan hidup, dan perilaku individu; misalnya berperilaku malas dan tidak mau berusaha.
- Sulitnya akses untuk mendapat pendidikan yang layak dan pekerjaan.
- Perasaan terbiasa dengan kemiskinan (karena hidup di lingkungan miskin) sehingga menganggap kemiskinan sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
- Kemiskinan sebagai akibat dari permasalahan struktural, yaitu orang-orang miskin terjebak dalam kemiskinannya sebagai korban permasalahan struktur sosial.
Walaupun
kini pemerintah mengklaim bahwa angka kemiskinan berhasil ditekan, beberapa
pihak tetap skeptis karena belum ada program yang tepat dan efektif untuk
mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Beberapa usaha pemerintah mengentaskan
masalah sosial ini adalah melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat atau
PNPM Mandiri, berbagai pelatihan kerja cuma-cuma, hingga BLT atau Bantuan
Langsung Tunai.
Akan
tetapi rupanya itu semua belum cukup. Kemiskinan di negeri ini bukan sebuah
permasalahan solitaire yang ada dengan sendirinya. Kemiskinan adalah
sebuah efek domino dari sulitnya mendapat pendidikan layak yang berujung pada
sulitnya mendapatkan pekerjaan.
Pembangunan
di daerah-daerah juga menjadi akar permasalahan kemiskinan. Pembangunan yang
tidak jelas dan tidak merata (karena banyaknya dana yang dikorupsi) menyebabkan
masyarakat mengadu nasib di ibu kota. Kebanyakan dari mereka hanya tidak
berhasil dan hidup terlunta-lunta di tengah kerasnya kehidupan Jakarta.
2. Pendidikan
Masalah
pendidikan di Indonesia adalah cerita lama. Mulai dari bangunan roboh sampai
anak-anak putus sekolah adalah masalah yang mendarah daging sejak dahulu.
Inilah sekelumit masalah pendidikan yang ada di Indonesia:
- Sulitnya akses pendidikan (di daerah-daerah)
- Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
- Kurangnya kualitas guru
- Kesejahteraan guru yang sangat minim
- Tidak relevannya kurikulum pendidikan dengan kebutuhan hidup (sebagian besar pelajaran di sekolah fokus pada teori di dalam kelas, bukannya percobaan dan pengalaman langsung)
- Mahalnya biaya pendidikan
- Tidak adanya kesadaran orang tua di daerah-daerah untuk menyekolahkan anaknya
Memang,
beberapa sekolah di perkotaan sudah relatif maju dan memadai. Akan tetapi
cobalah Anda pikirkan, apakah presentasi anak yang sekolah di sekolah eksklusif
serba memadai setara dengan anak yang harus berjalan kaki berjam-jam untuk
menuju sekolahnya yang reyot?
Pembangunan
yang terlalu terpusat di perkotaan dan tidak merata ke daerah-daerah di
Indonesia menyebabkan terjadinya permasalahan pendidikan. Adapun masyarakat
miskin perkotaan tetap harus menahan keinginannya untuk mengenyam pendidikan di
sekolah-sekolah yang bermutu.
Kabar
baiknya, pemerintah sedang berusaha untuk meluruskan benang kusut masalah
sosial ini. Berbagai program dijalankan dengan tujuan memperbaiki
pendidikan Indonesia, seperti program Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
untuk memenuhi kebutuhan fasilitas dan sarana sekolah, program Indonesia
Mengajar untuk memenuhi kebutuhan guru di pelosok, program Sertifikasi Akta IV
bagi pengajar untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik, program sekolah
gratis untuk membantu mereka yang tidak mampu membayar biaya pendidikan,
berbagai program beasiswa, dan sebagainya.
Permasalahan
pendidikan juga mencakup tidak memadainya pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus. Terbatasnya jumlah Sekolah Luar Biasa (SLB) cukup menyulitkan bagi para
orang tua dengan anak berkebutuhan khusus. Namun di daerah-daerah, banyak juga orang
tua yang berpikir bahwa anaknya yang ‘berbeda’ tidak perlu disekolahkan. Ini
juga sepatutnya menjadi fokus pemerintah.
3. Pengangguran
Pengangguran
terkait dengan tidak seimbangnya jumlah pencari kerja dan jumlah lapangan kerja
yang tersedia. Orang yang disebut pengangguran adalah mereka yang tidak
memiliki sumber penghasilan sama sekali dan tengah mencari kerja. Tingkat
pengangguran di Indonesia konon menurun sebanyak 6%, dari 8,12 juta orang
menjadi 7,61 juta orang.
Ada
beberapa jenis pengangguran, yaitu:
- Pengangguran terbuka; yaitu mereka yang secara terang-terangan baru kehilangan pekerjaannya dan sedang berusaha mencari pekerjaan lain.
- Pengangguran musiman; yaitu mereka yang sewaktu-waktu menganggur tetapi dalam waktu lain memiliki pekerjaan.
- Pengangguran terselubung; yaitu mereka yang jam kerjanya kurang dari 35 jam/minggu.
- Pengangguran struktural; yaitu mereka yang tidak mendapatkan pekerjaan karena tidak memenuhi kriteria yang dibutuhkan.
- Pengangguran sukarela; yaitu mereka yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak berusaha mencari pekerjaan.
Untuk
mengatasi pengangguran, pemerintah banyak mengupayakan berbagai cara. Di
antaranya adalah dengan menyediakan kursus pelatihan kerja di dinas tenaga
kerja daerah, memacu anak muda (dan pengangguran) untuk berwiraswasta dan
meminjamkan dana dengan bunga rendah (bahkan tanpa bunga), dan sebagainya.
Pengangguran,
selain menimbulkan efek ekonomis bagi para pelakunya, juga menimbulkan efek
psikologis. Menjadi pengangguran sering kali dianggap aib, walaupun pelaku
terpaksa menjadi pengangguran karena memang tidak ada perusahaan yang
menerimanya bekerja.
Berbagai
Masalah Sosial Lain yang Terjadi di Indonesia
Selain
ketiga masalah sosial di atas, ada masalah-masalah sosial lain yang harus
segera diberantas guna memaksimalkan pembangunan dan meningkatkan taraf hidup
masyarakat. Inilah beberapa di antaranya:
- Kesenjangan sosial
Masalah
sosial ini juga bisa menimbulkan efek yang lain. Misalnya terdapat perbedaan
yang sangat mencolok antara orang yang mampu dan kelebihan harta serta orang
yang hidupnya selalu dalam kondisi yang pas-pasan saja. Hal ini bisa
menimbulkan rasa kecemburuan yang tinggi sehingga menghilangkan rasa
persaudaraan di masyarakat. Ini juga dapat memacu terjadinya tindakan kriminal.
- Kemacetan lalu lintas
Masalah
sosial yang satu ini lebih sering terjadi terutama di kota-kota besar. Padahal
efek dari kemacetan ini juga bisa menimbulkan kerugian yang cukup besar.
Misalnya karena harus antri di keramaian lalu lintas orang akan kehilangan
waktu untuk bekerja atau kegiatan lain yang bersifat produktif. Kemacetan lalu
lintas bisa dianggap sebagai masalah sosial karena akar permasalahan kemacetan
adalah sikap pengguna jalan raya yang tidak disiplin mematuhi rambu dan
bertingkah seenaknya saja.
- Disiplin yang kurang
Hal
ini menjadi masalah sosial yang paling punya pengaruh terhadap kemajuan suatu
wilayah atau negara. Namun untuk menangani masalah yang satu ini memang
dibutuhkan kerja keras dan waktu yang cukup lama. Karena untuk menghilangkan
problem yang kadangkala sudah menjadi budaya ini butuh pemahaman yang cukup
dalam warga.
- Korupsi, kolusi, dan nepotisme
KKN
adalah masalah sosial yang relatif terjadi merata di berbagai lapisan
masyarakat, mulai dari pejabat pemerintahan hingga pegawai kecil di daerah
pernah melakukan KKN, sebesar apa pun jumlahnya. KKN harus segera diberantas
jika ingin masyarakat hidup sejahtera dan negara ini semakin maju.
Berbagai
cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah
sosial antara lain:
ü Menjadi
orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.
ü Tokoh
agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan
sosial.
ü Para
pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan
beasiswa.
ü Lembaga
Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai
bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.
ü Lembaga-lembaga
dari PBB seperti UNESCO, UNICEF, dan WHO memberikan bantuan kepada pemerintah
Indonesia untuk mengatasi masalah sosial.
ü Para
dermawan yang secara pribadi banyak memberi bantuan kepada masyarakat sekitarnya
berupa materi.
ü Organisasi
pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah
dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.
ü Perguruan
tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.
Selain
cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program untuk
mengatasi masalah sosial antara lain:
- Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS). BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA. Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.
- Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT) BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
- Pemberian Kartu Askes. Bagi keluarga miskin pemerintah memberikan kartu Askes untuk berobat ke puskesmas atau rumah sakit yang ditunjuk dengan biaya ringan atau gratis.
- Pemberian Beras Untuk Masyarakat Miskin (Raskin). Pemberian bantuan pangan dari pemerintah berupa beras dengan harga yang sangat murah.
- Pemberian Sembako. Bantuan pangan lainnya berupa sembako, dengan harga murah.
Demikianlah sekilas tentang beberapa masalah sosial yang sedang di hadapi bangsa kita. Semoga masalah penghambat kemajuan ini bisa segera terselesaikan sehingga kita bisa menjadi bangsa yang besar, makmur dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar