PROLOG
Kadang kala kita tidak pernah mengerti apa yang di namakan cinta, kita cuma bisa merasakan apa yang telah terjadi. kali ini saya akan mepersembahkan sebuah cerpen yang di angkat dari kehidupan sehari- hari para remaja masa kini.
salam,
veronica
Part - 1 Begin
Pagi ini terasa sedikit berbeda, yah memang berbeda di karenakan pada hari ini merupakan hari perdana aku memasuki bangku SMA. sebelumnya perkenalkan nama aku Gabriella xavier. dan banyak yang memanggilku dengan sebutan gaby. anyway pagi ini aku akan mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan di sekolahan nanti.
lets started... akan tetapi sebelum saya memulai saya sudah mendengar panggilan dari ruang makan. yupp kebiasaan yang akan bertahan selamanya yaitu panggilan dari mama tersayang untuk sarapan bareng sebelum melakukan aktifitas sehari hari.
" gabyyy... buruan turun.. udah siang nanti kamu telat ke sekolahnya"
" iya ma.. ini juga udah kelar, tenang saja anak mama yg ini gak bakalan ketinggalan sedikit pun untuk hari perdananya masuk ke bangku SMA" jawabku
sembari turun tangga dan menuju ruang makan
" kamu itu yah, selalu begitu, buruan sarapan dan berangkat" lanjut mama.
"gab,, gak terasa yah kamu sekarang udah SMA, perasaan kemaren mama baru melahirkan kamu deh!"
" iyah ma, waktu berlalu begitu cepat, dan waktu nya gaby sekarang harus buat bangga mama sama papa. betul gak pa? tanyaku pada papa. papa hanya membalas dengan senyuman.
setelah selesai sarapan
"ma pa aku berangkat duluan yah." sembari merangkul tas dan menuju kebus sekolah yang sudah menunggu di depan rumah
Perjalanan ke sekolah pun memakan waktu kurang lebih 25 menit. sesamapai di sekolah aku pun berjalan menuju kelas yang sudah di tentukan. akan tetapi aku mendengar suara yang sangat akrab di telingaku.
"gabb... tunggu aku.."
aku pun menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah Gracia alexandra sahabat terbaik aku.
" kamu kok baru nyampe? " tanyaku
"iyah nih, tadi di jalanan macet" jawabnya
aku dan gracia pun bergegas menuju ke kelas, di karenakan bel di sekolah sebentar lagi akan berbunyi. dan kebutulan sekali kami tahun ini di kasi kesempatan untuk satu kelas lagi. bisa di blg selama ini kami selalu di tempatkan dalam 1 ruang kelas yang sama.
Seperti biasa kami pun duduk bersebelahan.
" gab.. denger denger kelas kita nanti ada kedatangan murid baru lo."
" kamu tau dari mana?" tanya ku
"kemaren pas pengambilan hasil ulangan, ada satu anak baru yang nampaknya habis mendaftar." jawab gracia
" hmm.. terus kamu tahu dari mana kalau anak baru itu akan masuk ke kelas kita??"
" tahu dong... siapa dulu gitu" jawab gracia sambil tertawa.
bel sekolah pun terdengar. guru wali kelas kami pun memasuki kelas. tetapi yang buat ruangan menjadi sunyi seketika adalah wali kelas masuk diiringin satu murid laki laki. yang merupakan murid baru yang akan masuk ke kelas kami. dia keliatan sangat pendiam, ketika di perkenalkan oleh guru. namanya Bryan Alviero. perkenalan singkat pun terjadi. dan dia pun di tempatkan duduk pas dibelakang meja aku. Selama jam pelajaran berlangsung aku pun tidak begitu memperdulikan anak baru tersebut dan lebih fokus ke pelajaran. tetapi tidak dengan gracia. dia diam diam asik memperhatikan anak baru tersebut. memang sih anak baru itu bisa di bilang lumayan keren. tapi yah gitu aja sih. dari penglihatan aku sahabat kesayangan aku mulai tertarik dengan anak baru itu.
Tidak terasa jam istirahat pun tiba, aku dan gracia pun menuju ke kantin sekolah untuk membeli sedikit cemilan.
" gab.. menurut kamu sih bryan keren gak? tanya gracia
" siapa bryan? " tanyaku balik.
" itu loh yang tadi duduk di belakang kita"
" oh anak baru itu, hafal bener kamu sama namanya.. naksir yah?" ledek ku
" ih kamu apaan sih, di tanya serius juga, menurut kamu orangnya gimana?"
" aku gatau, kenal aja kagak" balasku membuat muka gracia terlihat sedikit cemberut
Tapi ya sudahlah aku juga malas bahas soal yang masalah yang menurut aku kurang penting. kami pun balik ke kelas dan terlihat anak baru tersebut sedang membaca sebuah buku yang sangat tebal. " kutu buku juga anak baru itu" pikirku.
Tiba- tiba saja sih Gracia langsug menyapa anak baru tersebut.
"haii aku Gracia.. nama kamu siapa?" menjulurkan tangannya
" nama aku? emang tadi pas di bilang sama guru kamu gak kedengaran?" tegasnya
"hmm.. ada sih" jawab gracia dengan lugunya.
"terus kenapa kamu tanya lagi?" jawabnya dan langsung kembali melanjutkan membacanya.
Gracia pun keliatan sedih akibat sikap judes yang diberikan anak baru tersebut. aku pun tidak tinggal diam. sambil berjalan menuju tempat duduk aku, aku sengaja mengucapkan.
" Anak baru aja sombong" terus mungkin dia merasa dan hanya menunjukan mimik wajahnya yang keliatan buruk.
Hari hari pun berlalu. dan tidak terasa anak baru yang sebelumnya judes tersebut pun telah menjadi bagian dari pertemanan kami. Kemanapun kami pergi selalu ada dia yang mengikuti. dan begitu pula kemana pun dia pergi selalu ada kami berdua. misalkan dia sedang latihan basket atapun sedang berada di perpustakaan sekolah. kami bertiga telah menjadi akrab dari sebelumnya. bahkan kami sering melakukan kegiatan belajar kelompok di rumah aku. Tetapi di pertemanan kami bertiga terlihat ada gejolak cinta yang di rasakan oleh gracia terhadap bryan. akan tetapi bryan tidak terlalu peka dan mengira semua perhatian yang di berikan oleh gracia merupakan hal wajar yang di lakukan oleh sahabat. Hal itu berlangsung terus menerus sampai kita berada di tahun akhir tingkat SMA.
Disaat itu gracia telah menjelaskan semuanya tentang perasaaan dia terhadap bryan yang bukan hanya sekedar sahabat biasa. Aku pun memberikan saran kepada gracia untuk coba jujur kepada bryan, di karenakan selama ini bryan tidak pernah peka dengan apa yang di lakukan oleh gracia. Aku pun tidak mau melihat garce menunggu terlalu lama.
Dua bulan sebelum ujian akhir sekolah. Gracia memberanikan diri untuk menjelaskan semua kepada bryan. dan mengajak aku dan bryan untuk ketemuan di sebuah cafe. di karenakan rumah aku dan bryan yang searah. aku pun meminta bryan untuk menjemput aku terlebih dahulu. dan kemudian berangkat bareng ke cafe yang di tentuin oleh grace. dalam perjalanan aku pun memulai obrolan dengan bryan.
" bryann.."panggilku.
" apa neng..?" celetuknya
" kamu udah ada planning belum kuliah di mana?"
" kemarin sih mama aku saranin buat kuliah di luar.. antara Jerman atau Singapura, tapi aku belum tahu sih mau pilih yang mana" jawabnya
" jauh benar study mu itu nak...." canda ku
(Bersambung minggu depan)
Kadang kala kita tidak pernah mengerti apa yang di namakan cinta, kita cuma bisa merasakan apa yang telah terjadi. kali ini saya akan mepersembahkan sebuah cerpen yang di angkat dari kehidupan sehari- hari para remaja masa kini.
salam,
veronica
Part - 1 Begin
Pagi ini terasa sedikit berbeda, yah memang berbeda di karenakan pada hari ini merupakan hari perdana aku memasuki bangku SMA. sebelumnya perkenalkan nama aku Gabriella xavier. dan banyak yang memanggilku dengan sebutan gaby. anyway pagi ini aku akan mempersiapkan segala sesuatu yang di perlukan di sekolahan nanti.
lets started... akan tetapi sebelum saya memulai saya sudah mendengar panggilan dari ruang makan. yupp kebiasaan yang akan bertahan selamanya yaitu panggilan dari mama tersayang untuk sarapan bareng sebelum melakukan aktifitas sehari hari.
" gabyyy... buruan turun.. udah siang nanti kamu telat ke sekolahnya"
" iya ma.. ini juga udah kelar, tenang saja anak mama yg ini gak bakalan ketinggalan sedikit pun untuk hari perdananya masuk ke bangku SMA" jawabku
sembari turun tangga dan menuju ruang makan
" kamu itu yah, selalu begitu, buruan sarapan dan berangkat" lanjut mama.
"gab,, gak terasa yah kamu sekarang udah SMA, perasaan kemaren mama baru melahirkan kamu deh!"
" iyah ma, waktu berlalu begitu cepat, dan waktu nya gaby sekarang harus buat bangga mama sama papa. betul gak pa? tanyaku pada papa. papa hanya membalas dengan senyuman.
setelah selesai sarapan
"ma pa aku berangkat duluan yah." sembari merangkul tas dan menuju kebus sekolah yang sudah menunggu di depan rumah
Perjalanan ke sekolah pun memakan waktu kurang lebih 25 menit. sesamapai di sekolah aku pun berjalan menuju kelas yang sudah di tentukan. akan tetapi aku mendengar suara yang sangat akrab di telingaku.
"gabb... tunggu aku.."
aku pun menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah Gracia alexandra sahabat terbaik aku.
" kamu kok baru nyampe? " tanyaku
"iyah nih, tadi di jalanan macet" jawabnya
aku dan gracia pun bergegas menuju ke kelas, di karenakan bel di sekolah sebentar lagi akan berbunyi. dan kebutulan sekali kami tahun ini di kasi kesempatan untuk satu kelas lagi. bisa di blg selama ini kami selalu di tempatkan dalam 1 ruang kelas yang sama.
Seperti biasa kami pun duduk bersebelahan.
" gab.. denger denger kelas kita nanti ada kedatangan murid baru lo."
" kamu tau dari mana?" tanya ku
"kemaren pas pengambilan hasil ulangan, ada satu anak baru yang nampaknya habis mendaftar." jawab gracia
" hmm.. terus kamu tahu dari mana kalau anak baru itu akan masuk ke kelas kita??"
" tahu dong... siapa dulu gitu" jawab gracia sambil tertawa.
bel sekolah pun terdengar. guru wali kelas kami pun memasuki kelas. tetapi yang buat ruangan menjadi sunyi seketika adalah wali kelas masuk diiringin satu murid laki laki. yang merupakan murid baru yang akan masuk ke kelas kami. dia keliatan sangat pendiam, ketika di perkenalkan oleh guru. namanya Bryan Alviero. perkenalan singkat pun terjadi. dan dia pun di tempatkan duduk pas dibelakang meja aku. Selama jam pelajaran berlangsung aku pun tidak begitu memperdulikan anak baru tersebut dan lebih fokus ke pelajaran. tetapi tidak dengan gracia. dia diam diam asik memperhatikan anak baru tersebut. memang sih anak baru itu bisa di bilang lumayan keren. tapi yah gitu aja sih. dari penglihatan aku sahabat kesayangan aku mulai tertarik dengan anak baru itu.
Tidak terasa jam istirahat pun tiba, aku dan gracia pun menuju ke kantin sekolah untuk membeli sedikit cemilan.
" gab.. menurut kamu sih bryan keren gak? tanya gracia
" siapa bryan? " tanyaku balik.
" itu loh yang tadi duduk di belakang kita"
" oh anak baru itu, hafal bener kamu sama namanya.. naksir yah?" ledek ku
" ih kamu apaan sih, di tanya serius juga, menurut kamu orangnya gimana?"
" aku gatau, kenal aja kagak" balasku membuat muka gracia terlihat sedikit cemberut
Tapi ya sudahlah aku juga malas bahas soal yang masalah yang menurut aku kurang penting. kami pun balik ke kelas dan terlihat anak baru tersebut sedang membaca sebuah buku yang sangat tebal. " kutu buku juga anak baru itu" pikirku.
Tiba- tiba saja sih Gracia langsug menyapa anak baru tersebut.
"haii aku Gracia.. nama kamu siapa?" menjulurkan tangannya
" nama aku? emang tadi pas di bilang sama guru kamu gak kedengaran?" tegasnya
"hmm.. ada sih" jawab gracia dengan lugunya.
"terus kenapa kamu tanya lagi?" jawabnya dan langsung kembali melanjutkan membacanya.
Gracia pun keliatan sedih akibat sikap judes yang diberikan anak baru tersebut. aku pun tidak tinggal diam. sambil berjalan menuju tempat duduk aku, aku sengaja mengucapkan.
" Anak baru aja sombong" terus mungkin dia merasa dan hanya menunjukan mimik wajahnya yang keliatan buruk.
Hari hari pun berlalu. dan tidak terasa anak baru yang sebelumnya judes tersebut pun telah menjadi bagian dari pertemanan kami. Kemanapun kami pergi selalu ada dia yang mengikuti. dan begitu pula kemana pun dia pergi selalu ada kami berdua. misalkan dia sedang latihan basket atapun sedang berada di perpustakaan sekolah. kami bertiga telah menjadi akrab dari sebelumnya. bahkan kami sering melakukan kegiatan belajar kelompok di rumah aku. Tetapi di pertemanan kami bertiga terlihat ada gejolak cinta yang di rasakan oleh gracia terhadap bryan. akan tetapi bryan tidak terlalu peka dan mengira semua perhatian yang di berikan oleh gracia merupakan hal wajar yang di lakukan oleh sahabat. Hal itu berlangsung terus menerus sampai kita berada di tahun akhir tingkat SMA.
Disaat itu gracia telah menjelaskan semuanya tentang perasaaan dia terhadap bryan yang bukan hanya sekedar sahabat biasa. Aku pun memberikan saran kepada gracia untuk coba jujur kepada bryan, di karenakan selama ini bryan tidak pernah peka dengan apa yang di lakukan oleh gracia. Aku pun tidak mau melihat garce menunggu terlalu lama.
Dua bulan sebelum ujian akhir sekolah. Gracia memberanikan diri untuk menjelaskan semua kepada bryan. dan mengajak aku dan bryan untuk ketemuan di sebuah cafe. di karenakan rumah aku dan bryan yang searah. aku pun meminta bryan untuk menjemput aku terlebih dahulu. dan kemudian berangkat bareng ke cafe yang di tentuin oleh grace. dalam perjalanan aku pun memulai obrolan dengan bryan.
" bryann.."panggilku.
" apa neng..?" celetuknya
" kamu udah ada planning belum kuliah di mana?"
" kemarin sih mama aku saranin buat kuliah di luar.. antara Jerman atau Singapura, tapi aku belum tahu sih mau pilih yang mana" jawabnya
" jauh benar study mu itu nak...." canda ku
(Bersambung minggu depan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar