ETER: RUMUS UMUM, TATA NAMA, SIFAT, PEMBUATAN DAN KEGUNAAN ETER
Eter disini akan dibatasi pembahasannya meliputi pengertian eter, rumus umum eter, tata nama eter, sifat eter, pembuatan eter, dan kegunaan eter. Eter merupakan isomer gugus fungsi dari alkohol, sehingga ketika membahas eter sering dihubung – hubungkan dengan alkohol.
Daftar Isi [hide]
PENGERTIAN ETER
Eter adalah senyawa karbon turunan alkana yang memiliki gugus fungsi –OR’ (alkoksi). Eter dikenal dengan alkoksi alkana.
RUMUS UMUM ALKANA
Eter (alkoksi alkana) dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus fungsi –OR. Simak beberapa senyawa alkoksi alkana berikut.
Tabel beberapa senyawa alkoksi alkana
Nama | Struktur | Rumus Molekul |
Metoksimetana (dimetil eter) | CH3 – O – CH3 | C2H6O |
Etoksietana (dietil eter) | C2H5 – O – C2H5 | C4H10O |
Metoksietana (etil metil eter) | CH3 – O – CH3 | C3H8O |
Dari rumus molekul senyawa – senyawa di atas, jika n adalah jumlah atom C,maka rumus umum alkoksi alkana dinyatakan sebagai:
CnH2n+2O
Struktur alkoksi alkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh dua gugus alkil, R dan R’, yang dapat sama atau berbeda. Oleh karena itu, rumus di atas dapat ditulis sebagai:
R – O – R’
R dan R’ adalah gugus alkil yang dapat sama atau berbeda
Berdasarkan R dan R’, alkoksi alkana dapat digolongkan menjadi:
- Alkoksi alkana tunggal/ sederhana, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang simetris, yakni R = R’. Contohnya adalah dimetil alkoksi alkana (CH3 – O – CH3).
- Alkoksi alkana majemuk, yakni alkoksi alkana dengan dua gugus alkil yang asimetris, R ≠ R’. Contohnya adalah etil metil alkoksi alkana (CH3 – O – C2H5).
TATA NAMA ETER
Penamaan senyawa eter dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penamaan dengan alkil eter (trivial, atau nama umum) dan alkoksi alkana (IUPAC).
TATA NAMA TRIVIAL
Pada tata nama eter secara trivial, nama kedua gugus alkil disebutkan lebih dulu, kemudian diikuti kata eter. Bila gugus alkilnya berbeda maka nama alkil diurutkan berdasarkan abjad, tapi bila kedua gugus alkilnya sama maka diberiawalan di-. Sebagai contoh, perhatikan struktu berikut.
CH3 – O – CH3 dimetil eter (R = R’)
CH3 – O – CH2 – CH3 etil metil eter (R ≠ R’)
C2H5 – O – C3H7 etil propil eter (R ≠ R’)
TATA NAMA IUPAC
Pada tata nama IUPAC, bila gugus alkilnya mempunyai jumlah rantai C yang tidak sama maka alkil yang bertindak sebagai alkoksi (R – O) adalah alkil dengan jumlah C yang lebih kecil,kemudian diikuti nama rantai alkananya (R). Bila digambarkan, cara penamaan tersebut adalah sebagai berikut:
CH3 – O – CH3 metoksi metana
CH3 – O – CH2 – CH3 metoksi etana
CH3 – CH2 – O – CH2 – CH2 – CH3 etoksi propana
SIFAT ETER
Ada dua sifat eter yang akan dibahas, yaitu sifat fisika eter dan sifat kimia eter (reaksi eter).
SIFAT FISIKA ETER
Alkoksi alkana merupakan cairan tidak berwarna yang mudah menguap dan terbakar, serta berbau enak tetapi mempunyai sifat membius. Titik didih Alkoksi alkana realtif lebih rendah jika dibandingkan dengan isomer gugus fungsinya, alkohol, yang setara (memiliki jumlah atom C sama) karena di dalam alkohol terdapat ikatan hidrogen, sedangkan pada Alkoksi alkana tidak (adanya gaya London, yang lebih lemah dari ikatan hidrogen).
SIFAT KIMIA ETER / REAKSI ETER
Alkoksi alkana kurang reaktif karena gugus fungsinya yang kurang reaktif. Berikut beberapareaksi eter:
a. Reaksi dengan PCl5
reaksi alkoksi alkana dengan fosfor penta klorida akan menghasilkan alkil halida. Reaksi dengan PCl5 dapat digunakan untuk membedakan alkohol dengan alkoksi alkana. Pada alkohol dihasilkan HCl yangd apat memerahkan lakmus biru, sedangkan alkoksi alkana tidak.
R – O – R’ + PCl5 → RCl + R’Cl + POCl3
Contoh:
CH3 – O – C2H5 + PCl5 → CH3Cl + C2H5Cl + PCl3
b. Reaksi dengan asam halida (HX)
Eter dapat bereaksi dengan asamhalida (terutama HI) menghasilkan alkil halida dan alkohol.
R – O – R’ + HI → R – OH + R’ – I
Jika asam halidanya berlebih, akan dihasilkan 2 molekul alkil halida.
Contoh:
C2H5 – O – CH3 + HI → C2H5 – OH + CH3 – I
CH3 – O – C2H5 + 2HI → CH3 – I + C2H5 – I + H2O
PEMBUATAN ETER
- Alkoksi alkana simetris dibuat dari dehidrasi alkohol menggunakan asam sulfat pekat pada suhu 140oC.
2R – OH → R – O – R + H2O (H2SO4, 140oC)
Contoh:
2CH3 – OH → CH3 – O – CH3 + H2O (H2SO4, 140oC)
- Reaksi antara Na – alkoksida dengan alkil halida (sintesis Williamson)
R – ONa + R’Cl → R – O – R’ + NaCl
Contoh:
CH3CH2ONa + CH3Cl → CH3CH2 – O – CH3 + NaCl
KEGUNAAN ETER
1. Dietil eter
- Sebagai pelarut senyawa organik untuk ekstraksi senyawa organik dari air atau pelarut lainnya. Banyak senyawa organik yang lebih mudah larut dalam dietileter dibandingkan dengan air. Dengan titik didih yang rendah, dietileter dapat dipisahkan kembali dari senyawa – senyawa organik terlarutnya melalui penyulingan pada suhu rendah.
- Sebagai obat bius (anestesi). Campuran dietileter dengan air bersifat sangat eksplosif sehingga sekarang telah diganti dengan zat lain, seperti pentrana (CH3 – O – CF2 – CHCl2) dan entrana (CHF2 – O – CF2 – CHFCl).
2. Metil tersier butil eter (MTBE atau 2-metil-2-metoksi propana)
MTBE berperan sebagai zat aditif pada bensin. MTBE bersifat karsinogenik dan kebocoran MTBE dari tempat penyimpanan bensin di tangki bawah tanah, dapat mencemari air tanah. Penggunaan MTBE telah dilarang dan kemudian akan digunakan senyawa yang mengandung oksigen, seperti etanol yang tidak terlalu karsinogenik meski agak mahal.
Demikian ulasan mengenai Alkoksi alkana. Jika ada masukan, saran ataupun pertanyaan silahkan berkomentar ya. Semoga bermanfaat…..
Sumber:
Cahyana, U, Sukandar,D dan Rahmat .(2007). KIMIA Untuk SMA dan MA Kelas XII. Piranti: Jakarta.
Johari, J.M.C & Rachmawati, M.(2008). KIMIA 3; SMA dan MA untuk Kelas XII. Esis: Jakarta
Sudarmo, U.(2013). KIMIA: Untuk SMA/MA Kelas XI, Kelompok Peminatan Matematika dan Ilmu Alam. Erlangga: Jakarta