Siapa orang
terkaya di Medan? Mungkin anda akan menjawab, “Martua Sitorus” sang pengusaha
kela sawit asal Medan. Tapi, kita tidak sedang berada di tahun 2013. Kita akan
kembali ke era penjajahan Belanda sekitar tahun 1920an. Pada masa itu, hiduplah
seorang pengusaha keturunan China yang dikenal dengan “Tjong A Fie”. Konon,
beliau adalah orang terkaya di Medan yang memiliki Bank Kesawan, membangun rel
kereta api di China, menguasai seluruh perkebunan di Sumatera. Karena
keluwesannya dalam menyelesaikan perselisihan dan masalah di perkebunan jaman
itu, Tjong A Fie diangkat menjadi “Kapitan Tionghoa” oleh pemerintah Hindia
Belanda. Peninggalan Tjong A Fie yang Bisa dinikmati sekarang adalah rumah
kediamannya di daerah Kesawan (Jln Ahmad Yani). Saya beruntung punya kesempatan
bertandang ke rumah mantan orang terkaya di Medan ini.
Rumah Tjong
A Fie sendiri sudah berusia 113 tahun, didirikan tahun 1900, bahkan bung Karno
pun belum lahir. Dengan usia yang sudah renta itu, rumah Tjong A Fie ini tidak
terlihat renta sama sekali. Pilar-pilar besar di rumah khas Tiongkok ini masih
berdiri tegal, membuat saya semakin berdecak kagum. Bagaimana orang di jaman
itu bisa membangun rumah yang kokoh ini. Bahkan dibandingkan dengan Istana
Maimoon, rumah Tjong A Fie ini jauh lebih terawat. Saya hampir tidak percaya
kalau rumah ini sudah berusia lebih dari 100 tahun.
Dengan usia
yang sudah tua sekali, saya penasaran apakah rumah ini ada “penunggu-nya”.
Waktu itu saya memasuki ruangan altar leluhur, sore itu memang cuaca tiba-tiba
berubah menjadi mendung. Entah kenapa waktu berada di daerah altar itu, bulu
kuduk saya terasa merinding. Saya cuek saja dan mengambil foto di area
tersebut. Kemudian saya pun bertemu teman serombongan di area kamar tidur Tjong
A Fie. Barulah tiba-tiba suasana mistis itu tersibak. Kata teman saya: “Kamu
tadi foto di ruang altar itu?” Saya menjawab sambil kaget : “Iyaaaa”. Teman
saya pun menyarankan untuk menghapus semua foto di altar itu sebelum ada
kejadian tidak diinginkan. Rupanya, istri teman saya itu baru saja mengambil
video di area altar itu. Dan tiba-tiba, video tersebut error waktu diputar
ulang terutama di bagian altar itu. Hiiiiiii, seraaaaaaam, baru jam 3 sore lho
itu.
Warisan
Tjong A Fie untuk Indonesia
Tjong A Fie
memang sudah meninggal pada tahun 1926 karena pendarahan di otak, namun
warisannya tetap terasa sampai sekarang. Paling tidak, rumah yang penuh sejarah
bisa menjadi museum dan saksi sejarah yang cukup terawat. Semoga ini bisa
diteladani oleh pengelola museum dan tempat bersejarah lainnya. Tjong A Fie
juga dikenal sebagai seorang yang dermawan, hingga pada akhir hayatnya ia
diantar oleh ribuan masyarakat dari berbagai kalangan ke pemakaman. Setelah
meninggal ia membuat sebuah wasiat untuk menyumbangkan seluruh kekayaannya bagi
masyarakat yang membutuhkan tanpa melihat suku, agama ataupun ras. Semangat ini
harus kita pelihara terus, jika ingin bangsa Indonesia menjadi bangsa yang
besar. Semoga ini bisa menjadi salah satu warisan terbaik untuk bangsa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar