Novel : Love me
Pengarang: Williana
Sekolah : Gajah Mada 2 (2014/2015)
Isi novel:
Novel ini menceritakan bahwa seorang perempuan yang dengan setia mencintai satu pria. Meski dia tahu, bahwa pria itu tak kan mungkin mencintainya. Pria itu adalah cinta pertamanya, Pria itu adalah cinta sejatinya. Ia menyukai pria itu ketika masih sekolah dasar, ia menyukainya selama 9 tahun hingga pria itu tamat sekolah. Namun apa yang terjadi?. Begitu tamat sekolah, pria itu keluar Negri. Ia meninggalkan Indonesia tanpa kabar.
Tentunya hal tersebut membuat sang gadis bersedih. Ia menunggu sambil berharap pria itu cepat kembali. Ia menahan kuat rasa rindunya itu. Hingga sampai suatu saat, sebuah penyakit membuat hidupnya terancam. Di sisi lain, setelah bertahun-tahun pria itu akhirnya kembali. Dua orang itu kembali bertemu dengan sama-sama tidak mengenali.
Gadis itu, di luar dugaan bisa melupakan wajah cinta pertamanya. Bagaimana bisa?. Penyakit!. Penyakit itu membuat dirinya lupa akan segala hal. Ia terlalu fokus pada penyembuhan penyakitnya hingga ia tak pernah memikirkan sosok cintanya lagi.
Sedangkan pria itu memang tak pernah memikirkan gadis itu selama bertahun-tahun. Sehingga tidak aneh kalau ia tak mengenalnya.
LOVE ME - 1 -PART 1
Sebuah mobil sedan warna hitam itu berhenti di pakiran sebuah mall yang sangat megah. Dua menit kemudian pintu mobilnya terbuka, empat gadis keluar dari mobil tersebut. Hari ini adalah hari Minggu yang sudah mereka tunggu, karna hanya hari Minggu lah mereka mempunyai waktu luang untuk dapat berkumpul setelah sibuk dengan pekerjaan masing masing.
“Hari ini kita harus bersenang-senang,” kata Willachell dengan wajah cerianya seperti biasa.
“Iya. Rasanya bosan, tiap bangun pagi harus kerja dan kerja. Tidak mempunyai waktu yang banyak untuk bersenang senang,” Melfa menambahi.
“Eh,, kita makan siang dulu yuk!. Aku sudah lapar dari tadi,” ajak Nikita sambil berjalan mendahului mereka.
“Asikk.. Bos kita akan mentreat kita lagii,” kata Melfa dengan riang.
“Hah? Serius kau Ni?,” tanya Widinie dan Willa berbarengan.
Nikita mengangguk, “Ayoo.. ke tempat biasa yah..”
“Okeee..” jawab mereka bertiga kompak.
✿
Mereka pun sampai di tempat biasa dan kini mereka sedang menunggu makanan datang. Setengah jam kemudian, apa yang mereka tunggu telah tiba dihadapan mereka. Tanpa berbicara lagi mereka melahap masing-masing makanannya. Dan setelah selesai barulah mereka melanjutkan pembicaraanya.
“Setelah ini kita akan kemana??” tanya Melfa.
“Kita lihat-lihat baju nanti. Aku ingin membeli baju,” balas Nikita.
“Wahh, banyak uang yah Ni!!. Hihihi.”
“Ya udah, sekarang aja piginya,” ajak Willa sambil meraih tasnya yang tergeletak dikursi lalu memiringkan tubuh untuk keluar dari kursi, dan berdiri.
Saat berbalik badan tiba-tiba ada seseorang yang berjalan kearahnya dan menabraknya. Astaga, seseorang itu ternyata pemuda tampan. Dia memegangi segelas sofdrink.
“Yah ampun!!!!. Baju gue!!”
“Oh no!!” Willa segera menunduk untuk meminta maaf. “Sorry sorry.. Aku tidak sengaja, maafkan aku,” perlahan lahan dia pun mengangkat wajahnya untuk melihat wajah pemuda tersebut dan dia merasa wajah pemuda itu, tidak asing baginya.
“Baju gue jadi basah ni.. Sial!!” umpet cowok itu.
Willa hanya menatap wajah cowok itu sambil mengerutkan dahi. Dia pernah melihat cowok di depannya tapi di mana. Cowok dengan tubuh sedikit pendek, memiliki mata dengan sorot yang begitu tajam.
“Eh, kenapa kamu hanya liatin aja. Bantu bersihin kek,” sambar temannya yang membuat lamunan Willa hilang.
“Sudahlah,,, tidak usah.. Kita cabut aja.. Minggir!!” bentak cowok tu.
Willa mundur selangkah untuk memberikan jalan pada mereka. Setelah mereka sudah tak tampak lagi barulah dia dapat bernapas lega.
“Yah tuhan.. Kenapa aku begitu ceroboh??”
“Kamu memang ceroboh Wil.. Hahaha, itu sudah tidak heran lagi..” temannya menertawakannya.
Yah Dia memang ceroboh itu sudah menjadi kebiasaanya dari dulu.
”Sudah lah Wil, jangan dipikirin lagi kata-kata cowok aneh tadi. Ayo kita pergi,” ajak Nikita.
“Aku bukan pikirin kata-katanya. Tapi wajahnya, kenapa tidak asing yah?,” Willa mencoba mengingatnya.
“Kalau kamu mencoba mengingat dia, 2 hari 2 malam juga gak bakalan cukup. Kamu kan pelupa,” Desah Widinie. “Jangan pikirin lagi. Kita ke sini mau senang-senang, kamu lupa.”
Willa pun mengangguk dan melanjutkan langkahnya.
✿
Akhirnya mereka sampai juga di butik baju.
“Kamu pingin beli baju apa sih Ni?,” tanya Widinie.
“Aku mau cari baju couple,” jawab Nikita. “Di bagian mana yang jual baju couple?.”
“Aku tau, ikut aku.” ajak Willa menuntun jalan.
✿
Tanpa sadar, ternyata pemuda tadi juga berada di butik yang sama bersama dengan temannya. Tetapi Willa bersama temannya tidak tau tentang keberadaan mereka. Shendy salah satu teman cowok tadi memberitahukan bahwa ada Willa dan temannya di bagian sudut ujung sana.
“Cewek tadi yang lu tabrak Vid!!” Shendy menunjuk ke arah mereka.
“Enak aja lu bilang. Yang ada dia yang nabrak gue,” cetus Vidison sembari menoleh ke belakang dan mendapati mereka sedang sibuk dengan baju-baju ditangan mereka.
Lalu dia kembali lagi melihat baju yang mau dibelinya. Dipandang-pandang dulu baju yang diambilnya sebelum dicoba.
“Apa yang kamu pikirin Shen?” tanya Vidison yang sedari tadi memilih baju tapi tak urung sudut matanya menangkap wajah dengan senyum manis dibibirnya Shendy. “Sepertinya kamu happy sekali hari ini?”
“Cuma tak habis mikir aja. Iya nggak??” kata Shendy tersenyum sinis sambil menepuk bahu Endrik.
“Kenapa?” tanya Vidi sambil menoleh dan menatap wajah Shendy dan Endrik juga Martin secara bergantian. “Emang kalian kenal cewek tadi?, Cewek ceroboh tadi?”
“6 tahun membuat kamu lupa segalanya yah. Aku jadi penasaran apa yang kamu lakukan aja selama 6 tahun di Negara itu?” sunggut Martin.
Vidi menggantungkan kembali baju yang dipegangnya tadi. “Jangan mulai basa basinya Tin!!. Langsung ke intinya saja. Maksud kalian apa dengan ucapan tadi?” tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.
“Kamu beneran sudah lupa semuanya?” Shendy melunturkan pertanyaanya dengan sedikit tidak percaya.
Vidi menangguk.
“Ok, baiklah kita akan mengatakannya,” katanya lirih. “Cewek tadi Willachell….”
Kini matanya Vidi terbelalak begitu mendengar nama cewek tadi yang menjatuhkan minum kebajunya.
“Willachell, cewek yang menyukaimu 6 tahun yang lalu. Kamu ingat Vid?” Endrik menanyakkan balik.
Bagaimana dia tidak bisa melupakan semuanya setelah 6 tahun tidak bertemu lagi dengan cewek itu. Dia bahkan sudah melupakan wajahnya, dia hanya mengingat namanya saja. Tetapi sepertinya jika dipikirkan lagi, wajah cewek itu tidak berubah sama sekali. Masih sama dengan wajah polosnya yang dulu.
“Ternyata,, kamu memang melupakan dia Vid,” Kata Shendy ketus. “Kejam sekali kamu. Dan kamu tau lagi apa yang membuatku tak habis mikir?. Hari ini kamu baru balik lagi ke Indonesia, tapi kamu bertemu dengan gadis itu. Kau tau apa yang ku pikirkan sekarang?”
Vidi terpaku tidak menjawab dan tidak menatap mereka sekali pun, dia hanya menatap baju-bajunya.
“Ku pikir kalian jodoh,” ujar Shendy sambil tersenyum lebar ke arah Vidi.
Vidi tidak mengubrisnya, dia lalu mengambil salah satu baju yang tergantung di sana dan membawanya ke kamar ganti. Temannya pun ikut juga memilih baju dan membawanya ke kamar ganti.
✿
Setelah yakin dengan pilihan masing-masing, mereka pun membawanya ke kasir untuk membayar. Saat sedang menunggu pembayaran, Willa melihat sekeliling. Matanya terhenti pada kamar ganti yang mulai terbuka. Dia mengira bahwa yang akan muncul itu sosok pemuda tampan, tetapi matanya terbelalak saat sosok yang keluar adalah cowok yang ditabraknya tadi. Dengan cepat dia langsung berbalik, temannya bingung melihat sikapnya itu.
“Kamu lihat apa Wil??” kata Widinie bingung.
“Lihat lah kebelakang. Cowok aneh tadi,” jari telunjuknya menunjuk ke belakangnya. Temannya pun melihat.
“Sedang apa dia?” tanyanya lagi.
Willa mengedikan bahu, “Entahlah, sepertinya menukar bajunya yang basah tadi,” jawabnya sambil sedikit tertawa. “Ayo kita cepat pergi dari sini, sebelum dia melihatku dan menyuruhku membayar bajunya.”
Selesai sudah pembayaran kini mereka keluar dari butik itu dan berjalan lurus kemudian masuk ke sebuah toko aksesoris wanita. Melfa ingin membeli dompet, karna dompetnya sudah koyak dan tak terbentuk lagi.
✿
Tiga jam kemudian mereka menghabiskan waktunya untuk menjelajahi mall dengan ditemani es crim ditangan mereka sambil melanjutkan cerita-cerita. Kini mereka sedang melangkah ke pakiran. Saat itu mereka bercerita sambil tertawa tidak melihat ke depan sudah ada sebuah mobil Volga hitam dari kejauhan yang melonjak maju mendekati mereka. Selanjutnya suara klakson menggelegar disertai dengan suara remnya yang berhenti mendadak membuat cewek-cewek tadi terperanjat kaget. Hampir saja jantung mereka tidak keluar dari tempatnya. Beberapa detik kemudian mereka tidak bereaksi, Nikita dan Willa berdiri mematung, Widinie dan Melfa berdiri sambil berpelukan saling melindungi.
Suara klakson terdengar lagi, kini Nikita yang sudah sadar dengan marahnya mendatangi pintu kiri mobil itu dan mengetuk kacanya dengan keras.
“Keluar anda!!” bentaknya dengan nada marah.
Willa berdiri tepat di depan mobil itu menatap ke dalam. Orang yang hampir menabraknya, orang yang hampir membuatnya mengalami kecelakaan, orang yang hampir membuatnya terluka dan orang yang hampir membuatnya mati adalah cowok yang ia temui di restoran tadi. Mereka semua menatap tajam ke arah Willa.
Kaca mobil terbuka. “Ada apa?,” desis Vidi.
“Kamu keluar!!” pekik Nikita. “Kamu hampir mencelakakan kami semua. Di mana mata kamu?”
“Mata kalian itu yang di mana. Mau main-main jangan di tengah jalan lah.” Vidi membentak balik. “Kalian akan minggir sendiri atau aku yang akan minggirkan kalian?” Ucapnya ketus.
Willa, Widinie juga Melfa menurut minggir. Nikita menahan emosi, kedua tangannya sudah terkepal menjadi sebuah tinju. Sebelum kaca mobil itu tertutup Willa masih sempat melihat wajah cowok aneh itu. Dia terlihat sangat galak dan dingin.
“Sialllllll….!!!!!!!!” teriak Nikita setelah mobil itu melaju jauh.
“Dia sangat sombong” Geram Willa.
“Setuju,” Melfa menambahi. “Ehh,, bukankah yang tadi duduk di samping cowok aneh itu Martin?”
“Martin siapa Mel??” tanya Widinie sambil menggaruk kepalanya.
“Martin, abang kelas kita dulu,” Ujarnya. “Martin, Shendy dan Endrik juga satu lagi siapa yah, aku sudah lupa.”
Willa terdiam mendengar kata-kata Melfa. Hanya satu nama yang terlintas dipikirannya saat itu juga. Mungkin kah cowok yang aneh yang tidak asing baginya itu Vidison yang amat dicintainya dulu. Yang begitu berharga dimatanya dulu. Tapi dia bukannya, tidak berada di Negara ini. Ntah lah dia bahkan tidak mau memikirkan cowok itu lagi.
Willa pertama yang bergerak dari tempatnya berdiri, dia melangkah ke mobil sedan itu di pakirkan.
“Nikita!!” panggilnya. “Ayo lah, nyalakan mobilnya,” teriaknya ketika membuka gagang mobil tidak terbuka sama sekali.
Nikita pun menekan remot mobilnya dan berjalan menyusul Willa diikuti Widinie dan Melfa.
Yah tuhan, jika cowok tadi itu memang Vidison tolong biarkan ini yang terakhir kali aku berjumpa dengannya. Aku tidak mau melihatnya lagi setelah apa yang terjadi 6 tahun yang lalu, doa Willa dalam hati saat sedang dalam perjalanan pulang.
✿
Setelah sampai di rumah, Willa langsung masuk ke kamar. Merebahkan tubuh ke kasur yang empuk itu. Aahh betapa capeknya kaki ini setelah jalan-jalan seharian. Dia termenung, tatapannya kelangit-langit kamar. Mengingat Vidison lagi. Banyak yang dipikirkannya seperti : Kenapa aku bahkan tidak mengenalinya sama sekali setelah 9 tahun menyukai dirinya. Mengapa Vidison kembali lagi setelah 6 tahun berlalu. Bagaimana kabar Vidison sekarang. Apakah dia sudah berkeluarga sekarang. Untuk apakah dia kembali lagi. Dan masih banyak lagi yang dipikirkannya.
Beberapa saat kemudian kantuk pun menjemput kesadarannya. Entah berapa lama gadis itu jatuh tertidur.
To be Continue ....
Love me -1 - Part2
# sudah baca novel nya menarik kagak, pasti menarik dong , mulai hri nie saya akan Update setiap hari novel tersebut
Setiap jam 22.00
Supaya para pembaca tidak ketinggalan
Join this site di blog ini ya
Atau
Menfavorite kan di broswer ,mozzila ,chorme,opera.
Thank you
Tidak ada komentar:
Posting Komentar