BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BLAKANG
Kesetimbangan dinamis adalah sistem
kesetimbangan di mana kecepatan reaksi kanan sama dengan kcpatan reaksi kiri.
Kesetimbangan dibedakan menjadi 2 yaitu, kestimbangan homogen dan kesetimbangan
heterogen. Kesetimbangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu suhu, tekanan,
dan konsentrasi. Dalam percobaan kali ini kita akan membuktikan perubahan suhu
dapat mempengaruhi kesetimbangan atau tidak dan juga mengamati apa yang terjadi
terhadap larutan HNO3.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang maka
masalah dalam pengamatan ini adalah :
1. Apakah terjadi perubahan warna
pada gas NO2 ?
2. Apakah suhu dapat mempengaaruhi
terjadinya kesetimbangan ?
C. TUJUAN
Pada eksperimen ini akan ditentukan pengaruh
suhu terhadap sistem kesetimbangan antara gas NO2 dan N2O4.
Reaksi : 2NO2(g) N2O4(g) ΔH = -58 kJ
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
DASAR TEORI
Reaksi yang dapat berlangsung dalam
dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila dalam suatu reaksi kimia,
kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke kiri maka, reaksi
dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi kesetimbangan dapat
dinyatakan sebagai: A + B ® C + D
ADA DUA MACAM SISTEM KESETIMBANGAN, YAITU :
1.
Kesetimbangan dalam sistem homogen
Kesetimbangan dalam sistem gas-gas
Contoh: 2SO2(g) + O2(g) « 2SO3(g)
A.
Kesetimbangan dalam sistem padat gas
Contoh: CaCO3(s) « CaO(s) + CO2(g)
B.
. Kesetimbangan sistem padat larutan
Contoh: BaSO4(s) « Ba2+(aq) + SO42- (aq)
C.
kesetimbangan dalam sistem larutan padat gas
Contoh:
Ca(HCO3)2(aq) « CaCO3(s) + H2O(l) + CO2(g)
Pernyataan
tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B « c C +
d D maka:
Kc
= (C)c x (D)d / (A)a x (B)b
Kc
adalah konstanta kesetimbangan yang harganya tetap selama suhu tetap
BEBERAPA
HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
-
Jika zat-zat terdapat dalam kesetimbangan berbentuk padat dan gas yang
dimasukkan dalam, persamaan kesetimbangan hanya zat-zat yang berbentuk gas saja
sebab konsentrasi zat padat adalah tetap den nilainya telah terhitung dalam
harga Kc itu.
Jika
kesetimbangan antara zat padat dan larutan yang dimasukkan dalam perhitungan Kc
hanya konsentrasi zat-zat yang larut saja. Contoh: Zn(s) + Cu2+(aq) « Zn2+(aq)
+ Cu(s) Kc = (Zn2+) / (CO2+)
FAKTOR-FAKTOR
YANG DAPAT MENGGESER LETAK KESETIMBANGAN ADALAH :
a.
Perubahan konsentrasi salah satu zat
b.
Perubahan volume atau tekanan
c.
Perubahan suhu
A.
PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT
Apabila
dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak zat tersebut.
Contoh: 2SO2(g) + O2(g) « 2SO3(g)
-
Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.
-
Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan
B.
PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN Jika
dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan
volum
(bersamaan dengan perubahan
tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.
Jika tekanan diperbesar = volume
diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil
. Jika tekanan diperkecil = volume
diperbesar, kesetimbangan akan
bergeser ke arah jumlah Koefisien
reaksi besar.
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah
koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan
tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan.
Contoh: N2(g) + 3H2(g) « 2NH3(g)
Koefisien reaksi di kanan = 2
Koefisien reaksi di kiri = 4
- Bila pada sistem kesetimbangan
tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akan bergeser ke
kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan tekanan
diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri
. C. PERUBAHAN SUHU
Menurut Van’t Hoff:
- Bila pada sistem kesetimbangan subu
dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan
kalor (ke arah reaksi endoterm). - Bila pada sistem kesetimbangan suhu
diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan
kalor (ke arah reaksi eksoterm). s
Contoh: 2NO(g) + O2(g) « 2NO2(g) ;
DH = -216 kJ
- Jika suhu dinaikkan, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
- Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kanan.
Derajat disosiasi adalah perbandingan antara
jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
BAB III METODE A. ALAT DAN BAHAN
1.
ALAT
· Labu gondok 250 ml 2 buah
· Labu gondok berlengan 250 ml
· Statif
· Penjepit klem
· Klem tiga jari
· Karet penutup labu berlubang
· Pipet
· Pemanas
2.
BAHAN
· Laruta HNO3 pekat
· Lempeng tembaga ( Cu )
B. CARA KERJA
1. Mengambil larutan HNO3 pekat 5ml
menggunakan pipet.
2. Mengambil tembaga ( Cu ) yang sudah
disediakan
3. Menuangkan HNO3 pekat ke dalam tabung
reaksi yang di dalamnya sudah ada tembaga.
4. Menutup tabung raksi menggunakan karet
penutup dan dilapisi dengan plastik.
5. Lihat reaksi yang terjadi dan amati
perubahannya.
6. Kemudian tabung dimasukkan dalam gelas yang
berisi air es
7. Setelah itu dimasukkan dalam suhu kamar
8. Pengamatan yang terakhir masukkan
dalam gelas yang berisi air panas (sebelumnya air dipanaskan menggunakan
pemanas )
9. Catat dalam lembar LKS.
BAB IV PEMBAHASAN
A.
TABEL PENGAMATAN
Langkah Kerja Kegiatan Pengamatan 7
Gas NO2 didinginkan Tidak berwarna 8 Gas NO2 pada suhu kamar Coklat 9 Gas NO2
dipanaskan Coklat pekat .
B.
PEMBAHASAN Pada fungsinya penelitian ini
bertujuan untuk menambah kepemahaman siswa. Melalui penelitian ini hal-hal
berupa teori yang para siswa kurang jelas dapat lebih jelas. Pada penelitian
ini menggunakan beberapa bahan yaitu larutan HNO3 yang nantinya akan
direaksikan dengan tembaga ( Cu ).
Pertama dalam melakukan penelelitian
ini adalah memprsiapkan alat dan bahan. Tapi sebelum melakukan kita
mendengarkan penjelasan dari guru sehingga kita tidak perlu bertanya lagi
bagaiman cara melakukan penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan dalam 3
tahap, yaitu
tahap pertama adalah memasukkan tabung reaksi
dalam air es, tahap ke dua dalam air biasa dan yang ketiga adalah dalam air
panas. Setelah itu mmpersiapkan semuanya.
Pertama tuangkan HNO3 dalam tabung
reaksi yang berisi tembaga. Kemudian tutup dengan karet penutup. Setelah
terjadi reaksi amati bagaiman gas terbentuk, setelah beberapa menit tabung
reaksi dimasukkan dalm gelas yang berisi air es. Setelah tabung dimasukkan
dalam air es yang terjadi adalah gas NO2 yang terbentuk tidak berwarna
sedangakan dalam air biasa gas membentuk warna coklat seperti pada awal
terjadinya reaksi. Pada tahap yang terakhir yaitu tabung reaksi dimasukkan dalam
gelas yang airnya panas, gas yang terbentuk berwaran coklat pekat. Pada reaksi
ini dapat dituliskan bagaimana terjadinya Persamaan reaksi HNO3 (aq) + Cu(s)
Cu(NO3)2(aq) + NO2(g) + H2O (l) Keterangan : HNO3 adalah larutan yang tak
berwarana Cu adalah solid yang berwarna coklat Setelah terjadi reaksi, yang
terjadi adalah : Cu(NO3)2 berwarna hijau sedangkan NO2 berwarna coklat dan H2O
tidak mempunyai warna. 2NO2(g) N2O4(g) ini adalah reaksi dimana perubahan gas
dari reaksi yang terbentuk. BAB V
PENUTUP KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil penelitian
dapat kita simpulkan bahwa suhu sangat berpengaruh pada kesetimbangan. Karena
Meneurut asas Le Chatelier mengatakan “ bila kesetimbangan dilakukan suatu
tindakan (akasi) maka system itu akan mengadakan reaksi yang cenderung
mengurangi pngaruh aksi tersebut”. Pengaruh suhu berhubungan dengan reaksi
eksoterm dan endoterm. Jika suhu dinaikkan maka reaksi bergeser ke arah
endoterm. Dan jika suhu diturunkan maka reaksi bergeser ke reaksi eksoterm.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar